Masalembu (Part 2): Ikan, Pertamax, dan Listrik

Ibarat baru datang, rasanya saya masih malas bercerita soal jalan-jalan keliling Masalembu. Aduh kenapa Ship Lag nya jadi kebawa sampai blog gini ya? Ah sudahlah. Kali ini saya sedang ingin bercerita tentang beberapa keunikan Masalembu selain keindahan alamnya yang memang menjadi tujuan utama saya.
Terpisah jauh dari Ibu Kota Kabupatennya sendiri yaitu Sumenep, benar kalau pulau ini memiliki beberapa keunikan dibanding Kota Sumenep. Beruntung Bapak Laode Arsyad banyak bercerita pada kami yang baru datang saat itu. Pelaut asal Buton, Sulawesi Tenggara tersebut menceritakan beberapa hal yang menurut saya unik dan khas Masalembu.

Warga Masalembu mayoritas berprofesi sebagai nelayan. Lihat perahu mereka, keren bukan?

 Berada di tengah-tengah laut Jawa, enggak heran kalau mayoritas penduduk Masalembu berprofesi sebagai nelayan. Artinya?  Ya, potensi ikan laut Masalembu bukan main. Masyarakat pun memanfaatkan ikan lebih dari daging hewan ternaik lainnya. Saat kami baru tiba di rumah Bapak Arsyad, kami langsung disuguhi semangkuk soto hangat. Bukannya daging ayam yang kami lihat dalam kuah soto, melainkan daging ikan, keren bukan? Bagaimana dengan Bakso? Ya Bakso. Di Masalembu juga ada pedagang Bakso keliling. Sama dengan Soto, Bakso pun adalah Bakso ikan, khas Masalembu.
 “Kami warga Masalembu makan ikan, untuk daging sapi atau kambing biasanya kami hanya memakannya dua kali dalam setahun,” kata Pak Arsyad. Kedua moment itu yakni hari raya islam, Idul Fitri dan Idul Adha. Warga Masalembu yang terdiri dari tiga suku, yakni Madura, Mandar, dan Bugis seluruhnya beragama islam. Gila, benar-benar pulau ikan. Makan daging dua kali dalam setahun masih sangat aneh terdengar di telinga saya. Memang banyak sapi ternak milik warga tapi mereka hanya memanfaatkannya untuk membajak sawah hingga kedua moment istimewa itu tiba.

Nih Bakso Masalembu. Baksonya bakso ikan, dijamin rendah lemak dan rasanya enak.

Hal unik lainnya yaitu harga bahan bakar minyak, yakni Premium dan Pertamax. Terdapat satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Pulau Masalembu. Meskipun demikian, layaknya daerah-daerah lain di Indonesia, warga juga menjualnya secara eceran.
Nah jika umumnya orang enggan memilih Pertamax karena mahal, di Masalembu malah terbalik. Aneh tapi nyata, harga Pertamax di Masalembu lebih murah daripada bensin biasa alias Premium. Harga Pertamax tiap botol satu literan yaitu Rp. 8000, sedangkan harga Premium dijual seharga Rp. 12.500 per liter oleh warga. Mungkin dikarenakan warga lebih biasa menggunakan premium, atau entahlah kenapa bisa begitu. Wah kalau seperti ini ya saya pilih pakai Pertamax saja. Untuk solar harganya lebih mahal dari biasanya karena banyak dimanfaatkan warga untuk bahan bakar perahu, juga diesel pembangkit listrik.

Hayo masih mau beli yang sebelah kanan? 
Soal listrik jangan ditanya, warga Masalembu masih mengandalkan diesel sebagai pembangkit listrik. Alhasil, listrik hanya menyala saat maghrib hingga subuh, selebihnya pastikan handphone dan powerbank kamu terisi penuh. Soal sinyal telepon selular, hanya ada satu operator yang berfungsi dengan baik di Masalembu. Ada juga sebuah warnet di dekat pelabuhan yang selalu ramai dengan anak muda saat listrik menyala. Oh iya, ada WiFi spot juga untuk para remaja yang ingin online dengan smartphone-nya. Haha.
Masih banyak hal unik lainnya yang eenggak bisa saya sebutkan satu persatu. Udah deh, kalau pingin tau lebih banyak, datang saja langsung ke Masalembu. Sejujurnya saya agak menyesal enggak bawa peralatan pancing atau mungkin serok untuk mancing ikan di sini. Soalnya, Kata warga Masalembu,”Kalau di Masalembu mancing lima belas menit dan enggak dapat ikan, kami sudah bingung”, begitu kata mereka. Ya, pulau ini memang keren.*


Comments

  1. halo mas, kalo boleh tau operator apa yang sinyalnya nyangkut di masalembu? beneran ada wifi spotnya mas?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts