Banyuwangi, The Sunrise of Java; Day 1
Pagi yang cerah di Banyuwangi (17
April 2014). Entah apa nama desanya, saya lupa, yang saya ingat hanyalah kawah
ijen yang tampak menjulang di arah barat rumah Puguh, tempat saya menginap.
Pagi itu sangat cerah. Mentari tak malu-malu untuk menghangatkan bumi. Ya, ini
dia, Banyuwangi, the sunrise of Java. Sepertinya
saya mulai mengerti makna julukan the sunrise
of Java itu. Banyuwangi merupakan ujung timur pulau Jawa dan jelas sekali
wilayah pertama di Jawa yang mendapatkan sinar matahari pagi, sunrise.
Ayam goreng menemani sarapan kami
saat itu. Kami mengisi perut terlebih dahulu setelah lelah akibat perjalanan
dari Malang dan juga tentunya sebelum berwisata. Haha. Kemana tujuan kami kali
ini? Destinasi utama dan juga yang membawa kami ke Banyuwangi yaitu rasa
penasaran kami pada Teluk Hijau, lebih kerenya Green Bay. Okay, mari kita lihat seperti apa Teluk Hijau itu.
Tiga jam perjalanan membuat kami
semakin penasaran saja dengan destinasi kami ini. Mirza yang juga guide kami memimpin perjalanan saat itu.
Haha. Maklum, mahasiswa semester akhir jurusan konseling ini adalah
satu-satunya dari kami berempat yang pernah mengunjungi Teluk Hijau. Dalam
perjalanan ke Teluk Hijau kami melewati areal PTPN. Jalan yang rusak di wilayah
perkebunan karet dan cokelat cukup membuat kami misuh-misuh. Haha. Tak
apalah, sambil melihat pohon karet dan cokelat yang berbuah sehat di kanan kiri
jalan. Baru kali ini saya melihat perkebunan karet dan cokelat yang bagus.
Hahaha.
“Mas,
kalau TN. Meru Betiri itu jauh gak dari sini?”, begitu saya bertanya pada
Puguh dalam perjalanan. “Wah ra ngerti
aku mas”, begitu dia menjawabnya. Saya yang “buta” jalan penasaran, soalnya saya ingin sekali
berkunjung ke TN. Meru Betiri. Tak perlu lama-lama menunggu jawabannya, karena
jawabannya tampak di depan mata saya saat itu. Walah, ternyata Teluk Hijau
masuk kawasan konservasi TN. Meru Betiri. Baru tahu saya. Yang saya tahu
sebelumnya hanya Sukamade, pantai yang masuk kawasan konservasi TN. Meru
Betiri. Ok, sampailah kami di Pos TN. Meru Betiri Resort Sukamade dan di
situlah kami lapor terlebih dahulu dan membeli karcis masuk ke kawasan Taman
Nasional.
Teluk Hijau dilihat dari kejauahan. |
Teluk
Hijau terletak di Kabupaten Banyuwangi, Kecamatan Pesanggrahan, desa Sarongan.
Kami harus menempuh beberapa puluh meter perjalanan lagi dan sampailah kami ke
parkiran motor Teluk Hijau. Parkiran motor ini letaknya bukan seperti yang ada
di bayangan saya. Dari parkiran motor, saya dapat melhat Teluk Hijau cukup jauh
di bawah sana dengan jelas. “Itu lho rek, Teluk Hijau”, begitu kata teman-teman
saya saat itu. Wah, benar-benar hijau warna airnya jika saya lihat dari kejauhan.
Kami melanjutkan perjalanan dengan
berjalan kaki menuruni bukit. “Wah iki,
bakalan kesel mulihe”, batin saya saat itu. Sekitar 45 menit kami berjalan
kaki menuju Teluk Hijau. Dalam perjalanan kami sempat melewati Pantai Batu. Tak
seperti pantai seperti biasanya yang beralaskan pasir putih, pantai ini
beralaskan batu-batu. Uniknya bukan batu karang tapi malah mirip batu sungai
yang ukurannya cukup besar. Bunyi gemeretak batu-batu yang tersapu ombak sangat
keras dan renyah rasanya di telinga. Haha. Sepanjang perjalanan sudah ada
tulisan dan penunjuk arah menuju Teluk Hijau.
Ini dia Pantai Batu, bahasa kerennya Stono Shore. |
Tak jauh dari pantai Batu,
sampailah kami di Teluk Hijau. Kesan pertama saya saat melihat Teluk Hijau
mungkin susah untuk diungkapkan dengan kata-kata. Pantai ini sangat indah. Air
yang berwarna kehijauan, pasir yang putih menyilaukan, sampai-sampai saya lupa
kalau sepatu saya sudah terendam air sampai basah kuyup. Hahaha.
Cukup banyak wisatawan yang datang saat
itu, baik lokal maupun mancanegara. Terletak di kawasan Taman Nasional, tempat
ini benar-benar tampak natural. Hutan
pantainya juga masih bagus, habitat baik bagi para lutung jawa dan monyet ekor
panjang. Batuan karang, warna air yang kehijauan, pasirnya yang putih,
benar-benar menggoda saya untuk tak henti-hentinya membidik kesana-kemari lewat
lensa kamera. Ombak pantai tidak terlalu besar seperti di Pantai Goa Cina, Malang Selatan, di Teluk Hijau masih cukup aman. Lihat saja Mas
Pepeng dan Mirza yang sibuk bermain-main dengan ombak. Hahaha. Bagus wes pokoknya.
Selamat datang di Teluk Hijau :D |
Benar-benar view yang bagus di Teluk Hijau :D |
Bermain dengan ombak, sepertinya menyenangkan. |
Kurang lebih tiga jam kami di Teluk
Hijau hingga kemudian kami melanjutkan perjalanan kami. What? Melanjutkan? Gak pulang tah? Haha. Tidak, tidak, kami masih
mau mengunjungi satu lagi pantai yang cukup terkenal di Banyuwangi, yaitu
pantai Pulau Merah. Masih di wilayah selatan Banyuwangi, pantai ini lebih ramai
dibandingkan Teluk Hijau dan aksesnya pun jauh lebih mudah daripada Teluk Hijau.
Tiba di pantai Pulau Merah, saya
sangat tercengang, namun yang membuat saya tercengang bukanlah pemandangannya
yang indah, melainkan harga karcis masuknya yang murah meriah. Cukup dengan Rp.
3000 per orang, kami sudah bisa masuk saat itu. Wah, sangat murah kalau
dibandingkan dengan mahalnya karcis masuk wisata pantai di Malang. Begitu
menginjakkan kaki di pinggir pantai Pulau Merah, saya jadi de ja vu. Haha. Pantai ini mirip pantai Kuta di Bali bagi saya.
Payung yang berjejer di tepi pantai, orang-orang bermain surfing, benar-benar membuat saya de ja vu berat. Kami menghabiskan waktu sore itu di pantai pulau
merah hingga langit berwarna kekuningan.
Pantai Pulau Merah yang murah meriah. |
Ini dia yang membuat saya de ja vu berat. Haha. |
Wes
ta lah, gak bakalan nyesel berwisata di Banyuwangi. Selain banyak tempat
wisata, harga karcis masuknya pun enggak terlalu
mahal. Dalam satu hari itu, kami telah mengunjungi setidaknya tiga tempat wisata yang yah kebetulan sejalur. Haha. Ya, begitulah wisata kami hari itu. Sangat menyenangkan. Berikutnya ke mana?
Kawah Ijen, tunggu kami. Sekian dan salam :D
Comments
Post a Comment