Jalan-jalan ke Dataran Rendah Bojonegoro



Masih ingat dengan posting lalu di blog ini seputar Anggrek Dendrobium capra? Nah, pada kesempatan kali ini, saya akan kembali bercerita seputar perjalanan saya bersama seorang teman saya ke dataran Rendah Sukun, Bojonegoro untuk melihat beberapa spesies anggrek dan makhluk menarik lainnya. Tentunya, kali ini akan saya maksimalkan, maklum, sekarang sudah punya kamera yang lumayan untuk memotret objek berjarak menengah. Ok, simak cerita berikut ini.
Bukan rahasia lagi kalau RPH (Resort Pemangkuan Hutan) Sukun dan sekitarnya merupakan daerah kering dan tandus, apalagi saat musim panas seperti hari itu (17 Oktober 2013). Mengendarai motor matic ke tempat seperti ini berboncengan bukanlah hal yang tidak mencemaskan. Bannya yang berdiameter kecil sangat mengkhawatirkan, belum lagi tersengat panas terik matahari, rasa-rasanya ban bocor atau meledak bisa terjadi setiap saat. Meskipun demikian, kami mencoba optimis dan terus melanjutkan perjalanan.

Lanskap dataran rendah Bojonegoro yang kering dan tandus. Ladang jagung milik warga menjadi
pemandangan yang umum di sini.
 Kurang lebih setahun yang lalu saat saya pertama kali mengunjungi tempat itu untuk sekedar survey si larat ijo (Dendrobium capra) yang merupakan salah satu spesies anggrek langka yang masuk dalam CITES Appendix 2. Kali ini kami berharap bisa melihatnya kembali, tentunya berikut bunganya. Sejujurnya saya sudah pesimis karena saat itu sudah bulan Oktober, sudah telat sebulan untuk menyaksikan bunga anggrek tersebut, dan ternyata benar, saat itu kami menemukannya sudah berbuah. Ah, sayang sekali.

Si larat ijo (Dendrobium capra) yang termasuk dalam CITES Appendix 2. Spesies ini dapat beradaptasi
dengan baik di hutan jati yang kering dan tandus.

Anggrek sikat gigi (Dendrobium secundum), merupakan spesies umum di hutan jati RPH Sukun.
Apakah semua sia-sia? Tidak, tidak ada yang sia-sia dari setiap perjalanan. Ada satu spesies anggrek lagi yang cantik dan mudah dijumpai di sini, yaitu anggrek sikat gigi (Dendrobium secundum). Beruntung sekali kami belum terlambat untuk menyaksikan bunganya yang berwarna merah merona, sungguh mempesona. Spesies ini tumbuh berdampingan bersama Dendrobium capra. Ada lebih dari empat spesies anggrek yang dapat dijumpai di hutan jati RPH Sukun dan sekitarnya.
Selama kurang lebih dua jam kami berdua memacu motor di jalanan dengan hutan jati di kanan dan kiri jalan, terkadang perkampungan, perbukitan tandus, dan ladang jagung milik warga. Sesekali terlihat seekor Elangular Bido (Spilornis cheela) yang sedang bertengger menikmati panas matahari, terkadang juga sedang berpatroli udara. 
Elangular Bido (Spilornis cheela) sedang bersantai di atas dahan pohon.
 Memang wilayah dari RPH Sukun Bojonegoro hingga Saradan, Madiun, beberapa wilayahnya masih merupakan hutan, tentunya bukan hanya hutan jati saja. Dengan udara yang panas, tanah yang gersang, tempat ini masih merupakan rumah bagi keragaman hayati Indonesia. Cukup keren bukan? Sekian dan salam lestari selalu.

Comments

Popular Posts